Sabtu, 21 Februari 2015

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN

Kerangka Kerja Konseptual Dan Laporan Keuangan
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN - Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) adalah sebuah Sistem yang terdiri dari tujuan dan  konsep fundamental yang mendasari pelaporan keuangan. Kerangka kerja konseptual dari akuntansi bertujuan untuk menyediakan struktur teori akuntansi. IFRS Framework for the Peparation Of Financial Statement menggambarkan sifat, fungsi, dan batasan dimana akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan beroperasi. Kerangka kerja konseptual menetapkan konsep yang mendasari pelaporan keuangan
Kerangka kerja pada pelaporn keuangan berfokus pada laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statement), yang dibuat dan disajikan setidaknya  serta ditujukan pada kebutuhan akan informasi umum mengenai berbagai pemakai laporan keuangan.
Laporan Keuanga (Financial Statement) adalah dokumen bisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil aktivitasnya pada kelompok pemakai, baik eksternal maupun internal. Dan pelaporan tersebut digunakan untuk pengambilan keputussan bagi pemakai, seperti apakah akan meakukan investasi atau meminjamkan uang kepada kerusahaan.
A.    Perkembangan Kerangka kerja Konseptual
Baik IASB ( International Accounting Standarts Board) dan FASB (Financial Accounting Standarts Board) memiliki kerangka konseptual. Kerangka konseptual FASB  dijelaskan dalam dokumen, “Kerangka kerja untuk persiapan dan penyajian laporan keuangan”, dikembangkan dalam serangkaian pernyataan konsep, yang pada umumnya di sebut sebagai kerangka konseptual. IASB dan FASB sekarang bekerja pada sebuah proyek bersama untuk mengembangkan kerangka kerja konseptual yang baik, yang memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan standar akuntansi dimasa depan.
Kerangka kerja konseptual yang baik berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian  konsep serta tujuan fundamental. Hal ini akan memungkinkan FASB menerbitkan standar-standar yang lebih baik dari waktu kewaktu. Sehingga masalah-masalah praktis yang baru akan dapat di pecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.
Pada perkembangannya, FASB pada tahun 1976 telah mengembangkan kerangka kerja konseptual yang menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi pelaporan keuangan. Sejak saat itu FASB telah menerbitkan enam SFACs (Statement Of Financial Accounting Concepts) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas, yaitu:
1.      SFACs No.1, “Objectives Of financial Reporting by Bussines Enterprises” yang berisi tentang tujuan dan sasaran akuntansi.
2.      SFACs No.2 “Qualitative Characteristic of Accounting Information” yang menjelaskan karakteristik, yang membuat informasi akuntansi ini bermanfaat.
3.      SFACs No.3 “Element of Fnancial Statements of Business Enterprises”yang memberikan definisi dan pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
4.      SFACs No.5 “Recognition and Measurement in financial statements of Business Enterprises” yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tetang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam laporan keuangan dan kapan waktunya.
5.      SFACs No.6 “Element of Financial Statements” yang memperluas lingkup SFACs no.3 dengan memasukkan anggota-anggota nirlaba. Dalam SFACs ini di jelaskan terdpat sepuluh macam element dalam laporan keuangan, yaitu:
a.       Aset (assets)
b.      Utang (liabitilies)
c.       Ekuitas/Hak sisa (Equity/Residual Interest)
d.      Investasi pemilik (Investment  by Owner)
e.       Distribusi pada Pemilik (Distibution to owner)
f.       Laba komperhensif ( comprehensive Income)
g.      Pendapatan (Revenue)
h.      Biaya (Expenses)
i.        Keuntungan (Gains)
j.        Kerugian (Losses)
6.      SFACs No. 7” Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement” yang memberikan kerangka kerja bagi pemakai arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
a.       Tujuan Dasar
Sesuai dengan isi SFACs no.1 maka dapat diketahui tujuan dasar dari pelaporan keuangan (Objectives Of Financial Reporting) yaitu;
1.      Menyediakan informasi bagi mereka yang memiliki pemahaman tentang aktivitas bisnis dan ekonomi dalam pembuatan keputusan investasi serta kredit.
2.      Untuk membantu investor, kreditor, serta pengguna lainnya dalam menilai jumah, waktu, dan ketidak pastian arus kas masa depan.
3.      Untuk menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
4.      Individu yang cukup untuk Memahami kegiatan usaha dan ekonomi.
B.     Konsep-Konsep Fundamental (Karakteristik Kualitatif)
IFRS Framework menggunakan istilah karakteristik kualitatif  untuk menggambarkan attribut yang membuat informasi pelaporan keuangan bermanfaat bagi pemakai. Dalam pelaksanaan dari tujuan-tujuan dasar suatu pelaporan keuangan maka diperlukan konsep-konsep yang bersifat fundamental agar kualitas dari informasi pelaporan keuangan dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Keempat karakteristik kualitatif yang utama adalah dapat dipahami, relevansi, realibilitas, dan komparabilitas.
1.      Dapat Dipahami
Informasi yang berkualitas ialah informasi yang dengan mudah di mengerti oleh pemakai. Dapat dipahami berarti hwa informasi akuntansi harus cukup transparan sehingga masuk akal bagi pemakai informasi
2.      Relevansi
Informasi dinyatakan releva apabila informasi tersebut dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lampau, masa kini dan masa yang akan mendatang.
3.      Realibilitas
Informasi dianggap realibilitas atau handal apabila bebas dari pengertian yang menyesatkan, misalnya kesalahan material. Andal juga berarti jujur dan sewajarnya dalam pelaporan yang disajikan.
4.      Komparabilitas
Informasi yang baik dapat digunakan oleh pemakainya dalam membandingkan laporan keuangan antar periode untuk mengidentifikasi posisi dan kinerja keuangan.
C.    Unsur Laporan Keuangan
1.      Aktiva/Aset
Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan yang dikendalikan oleh entitas yang diharapkan akan menghasilkan manfaat ekonomi di masa mendatang bagi entitas. Contoh aktiva/aset meliputi kas, piutang, persediaan, mesin, peralatan, dan lain sebagainya.
2.      Kewajiban (leabilities)
Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggug jawabuntuk bertindak. Kewajiban adalah kewajiban saat ini entitas yang diharapkan akan menghasilkan arus kas keluar manfaat ekonomi dari entitas. Contoh kewajiban seperti pinjam bank, utang usaha, dan kewajiban lain.
3.      Ekuitas
Ekuitas adalah kepentingan residu dalam aset entitas setelah dikurangi kewajiban entitas dan mempresentasikan klaim residu pemegang saham atas aset entitas. Ada dua sub-bagian utama dibagian ekuitas, yaitu modal saham dan laba ditahan.
Modal saham adaah jumlah yang diinvestasikan oleh para pemegang saham dalam entitas. Sedangkan laba ditahan adalah jumlah yang dihasilkan oleh aktivitas menghasilkan laba dan disimpan untuk digunakan dalam bisnis.
4.      Laba (Income)
Laba adalah kenaikan manaat ekonomi selama suatu periode akuntansi yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain menyangkut transaksi dengan pemegang saham. IFRS framework memisahkan Laba menjadi pendapatan (Revenue) dan keuntungan (Gains). Pendapatan berasal dari aktivitas bisnis yang biasa. Seperti pendapatan penjualan. Sementara keuntungan mungkin atau mungkin bukan berasal dari aktivitas bisnis yang biasa. Seperti keuntungan atas pelepasan perusahaan anak.
5.      Beban
Expenses adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi yang diakibatkan oleh perusahaan ekuitas. Selain yang menyangkut transaksi dengan emegang saham.
D.    Konsep pengakuan dan pengukuran
Dalam tingkat konsep kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh perusahaan.
            Dalam konsep pengakuan dan pengukuran terdiri dari asumsi, prinsip, dan kendala.
1.      Asumsi dalam Pelaporan Keuangan
IFRS Framework menyatakan bahwa untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan, kita harus membuat suatu asumsi. Pertama, kita harus membuat laporan keuangan atas dasar akrual. Singkatnya, ini berarti bahwa transaksi dan peristiwa lainnya diakui pada saat hal itu terjadi dan bukan ketika kas diterima atau dibayarkan.
Dalam mengukur dan melapor informasi akuntansi, kita juga mengasumsikan bahwa entitas akan terus beroperasi dalam waktu yang cukup lama dan menggunakan aset yang ada untuk tujuan yang ditetapkan. Dengan kta lain, perusahaan tidak bermaksud atau perlu melikuidasi atau mengurangi secara material skala operasinya. Hal ini disebut going concern.
2.      Prinsip dasar Akuntansi
a.       Prinsip Biaya Historis
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlukan dan dilaporkan bedasarkan harga akuisisi. Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaiaan yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.
b.      Prinsip Pengakuaan pendapatan
Pendapatan  dikatakan telah direalisasi jika produk (barang dan jasa), barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas.
c.       Prinsip penandingan
Menyatakan usaha (beban) ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan). Sepanjang hal ini rasional dapat diterapkan.
d.      Prinsip Pengungkapan Peuh
Mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam pelaporan keuangan mencerminkan serangkaiaan trade-off penilaiaan .
Trade-off ini terjadi antara kebutuha untuk mengungkapkan secara cukup terinci hal-hal yang mempengaruhi keputusan pemakai, dengan kebutuhan untuk mendapatkan penyajiaan aar informasi dapat dipahami.
3.      Kendala dalam Menyediakan Informasi yang Bermanfaat
Dalam menyadiakan informasi  yang dapat bermanfaat bagi para pemakai, kita menghadapi sejumlah kendala. Seperti ketepatan waktu, keseimbangan antara karakteristik kualitatif, dan manfaat untuk membantunya mengambil keputusan. Sehinga membuat informasi itu menjadi lebh relevan bagi mereka. Dalam melakukan hal tersebut, seringkali perlu untuk melaporkan informasi sebelum semua aspek transaksi diketahui. Yang dapat saja mengurangi tingkat realibiltas/keandalan.
Untuk memperoleh informasi akuntansi sangatlah mahal, dan biayanya tidak boleh melampaui manfaat yang diharapkan oleh pemakai. Tanggung jawab untuk menyiapkan informasi akuntansi berada dipuncak manajemen, sehingga manajer harus menggunakan pertimbangan yang jitu ketika menentukan apakah informasi cukup material dan tidak terlalu mahal untuk menyajikan pengungkapan yang terpisah.

1 komentar: